Tim AsahKreasiChina untuk badminton agak khawatir menghadapi Sudirman Cup 2025. Beberapa bagian tim telah menunjukkan penurunan performa, meskipun ada juga area yang selalu diandalkan.
Memiliki atlet-atlet berperingkat di antara lima terbaik dunia di kelima sektor pun ternyata belum tentu membuat China dapat menyongsong Sudirman Cup 2025 dengan kepastian penuh.
Hasil tidak menggembirakan dari Piala Asia 2025 beberapa minggu yang lalu ternyata cukup menyebabkan banyak warga Negara Kuning prihatin atas performa lemah dalam berbagai bidang.
Pasangan pria dan pasangan campuran dianggap sebagai hal yang menakutkan.
Sebenarnya, pasangan campuran keturunan Cina baru-baru ini mencuri perhatian di turnamen bergengsi, All England Open 2025, setelah menampilkan pertandingan derby di partai final.
Namun demikian, prestasi itu ternyata masih belum cukup untuk menghilangkan kekhawatiran China lantaran penampilan tidak konsisten dari pemenang Kejuaraan All England, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui.
Guo/Chen secara langsung tereliminasi pada putaran awal Piala Asia 2025 yang berlangsung di Ningbo, China.
Melansir dari
Aiyuke
, media asal Cina juga mengatakan bahwa sektor usaha campuran mereka saat ini cukup sulit untuk diandalkan.
Setelah pensiunnya Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong, China tetap mengalami kesulitan dalam mencari formula yang pas untuk membentuk kembali pasangan pemain ganda campuran.
Di samping itu, pasangan ganda putra dari China kini dianggap kurang kuat karena belum memperoleh gelar juara sepanjang tahun dan disertai dengan skandal yang menimpa He Ji Ting.
He Ji Ting, yang bekerja sama dengan Ren Xiang Yu, adalah salah satu atlet terkemuka Tiongkok ketika memperebutkan medali emas dalam ajang Thomas Cup pada tahun sebelumnya.
Namun, gandaputri peringkat keenam di dunia tersebut tidak dipilih untuk timnya karena dikabarkan ada alasan pribadi yang menghalangi.
Aiyuke mengatakan bahwa ganda putra dan ganda campuran merupakan dua kategori yang paling kurang menimbulkan rasa kepercayaan diri.
Duapuluh pasangan pria dalam kejuaraan Sudirman Cup seperti Liang Wei Keng/Wang Chang serta Chen Bo Yang/Liu Yi, semuanya masih sangat muda.
Dalam versi sebelumnya dari Sudirman Cup, China masih mempunyai atlet berpengalaman seperti Liu Yu Chen dan Ou Xuan Yi.
Kini, Liang/Wang perlu menanggung beban yang berat karena tampil di semifinal Kejuaraan Asia merupakan pencapaian tertinggi mereka sepanjang tahun ini.
Untuk ganda campuran, dari empat pasang tersebut (yang semuanya merupakan unggulan, red), tak satupun berhasil lolos ke babak final dalam Kejuaraan Asia pekan lalu.
Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin serta Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping merupakan pasangan ganda campuran peringkat pertama dan kedua di dunia.
Mereka dapat diperbarui sesuai dengan strategi, namun hal ini pun tidak menjamin pastinya mendapatkan poin.
Di luar kedua sektor itu, tim wanita tunggal China juga tengah mengalami keterpurukan.
Meskipun mereka memiliki pemain seperti Wang Zhi Yi, Han Yue, dan Chen Yu Fei, namun performa tim ini kurang stabil ketika menghadapi beberapa negara lainnya.
Korea Selatan memiliki An Se-young, sedangkan Indonesia mempunyai Gregoria Mariska Tunjung, dan Jepang tetap diuntungkan oleh keberadaan Akane Yamaguchi serta Tomoka Miyazaki.
Dengan cuma terdapat satu laga per kategori, tim-tim tersebut memiliki kesempatan untuk menjungkal dominasi tunggal China di nomor wanita dan mempengaruhi jalannya kompetisi.
Pada kategori tunggal putra, Shi Yu Qi juga berada dalam kondisi tidak prima setelah tereliminasi pada babak perempatfinal Kejuaraan Asia 2025.
Pemenang All England Open 2025 tersebut bahkan mengaku masih dalam proses untuk memulihkan kondisi fisiknya.
“Meskipun belum sepenuhnya percaya pada diri sendiri, namun saya akan berusaha untuk optimis atas kemampuan tim,” ungkap Shi ketika dimintai pendapat mengenai persiapannya menuju Sudirman Cup 2025.
Sebenarnya, sektor ganda campuran, tunggal putra, dan tunggal putri mungkin akan menjadi tiga laga awal di turnamen Piala Sudirman.
Memperoleh skor dari ketiganya sektor utama tersebut pastinya akan sangat penting untuk mempertahankan peluang keberhasilan tim.
Selain itu, China tidak hanya berperan sebagai tuan rumah tetapi juga meningkatkan martabatnya karena merupakan juara bertahan dan pemegang gelar tertinggi dalam sejarah Sudirman Cup dengan total 13 kali kemenangan.
Di edisi kali ini yang merupakan edisi ke-19, tim tersebut terlihat sedang berusaha memenangkan trofi untuk kedua belasinas kali dan sekaligus mewujudkan empat gelar berturutan atau quadriple crown.
Terakhir kalinya China tidak berhasil memenangkan gelar Sudirman Cup adalah tahun 2017, saat itu Korea Selatan menjadi pengganggu di partai final.