Skip to content

Asing Kurangi Holding Saham, Investor Menanti Hasil Negosiasi Dagang RI-AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore, ditutup naik tipis 7,70 poin atau 0,12% ke posisi 6445,97. Kenaikan ini mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, grup 45 saham terpilih atau yang biasa disebut Indeks LQ45 merosot sebesar 0,90 poin atau 0,12% hingga mencapai level 721,79. Maximilianus Nico Demus, Associate Direktur of Research dan Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa para pemain pasar lebih cenderung untuk ‘menunggu dan melihat’.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), investasi asing terus mengambil posisi penjualan bersih atau net sell yang bernilai Rp 686 miliar. Sehingga, total aksi net sell oleh investor asing sepanjang tahun ini telah mencapai angka Rp 50,23 triliun.

“Pelaku pasar menganggap bahwa negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) belum memperlihatkan buah dari perundingan nyata untuk keduanya,” demikian disampaikan oleh Maximilianus Nico pada hari Senin (24/4), sebagaimana dilaporkan.

  • Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat, dengan saham BBRI, MDKA, dan ANTM yang paling banyak diperdagangkan.
  • Prospek Saham ANTM: Pendapatan Diperkirakan Melonjak menjadi Rp 74 T, Lihat Saran Harganya
  • Mengevaluasi Langkah Right Issue Bank Banten (BEKS): Sejarah serta Pengaruhnya terhadap Investor

Hingga saat ini, diskusi antara wakil dari Indonesia dengan United States Trade Representative (USTR) serta Departemen Perdagangan Amerika Serikat yang berlangsung di Washington DC telah setuju untuk menuntaskan negosiasi tentang tarif perdagangan dua arah dalam periode 60 hari mendatang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto khawatir akan adanya kemungkinan peningkatan tarif impor dari Amerika Serikat sebesar 47% terhadap barang-barang produksi Indonesia.

Implementasi tariff perdagangan terbaru dari AS dapat memengaruhi kompetitivitas ekspor Indonesia. Menurut Airlangga, hal ini mungkin akan berpengaruh pada surplus neraca perdagangan di negara kita.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tetap mengalami defisit perdagangan sebesar 4,33 miliar dolar AS di bulan Maret 2025. Akan tetapi, para pemain pasar prihatin bahwa jika bea balasan diberlakukan oleh Amerika Serikat bisa menyebabkan kondisi neraca perdagangan memburuk kedepannya.

Luar negeri, keputusan presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan bakal menghambat perkembangan ekonomi dunia secara keseluruhan. Ini menyebabkan Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bahwa hambatan tariff tersebut bisa mereduksi prediksi kemajuan meskipun tak sampai pada fase resesi.

Sebaliknya, para spekulan bereaksi atas kicauan Donald Trump di media sosial tentang ketidakmampuan Jerome Powell sebagai Kepala The Fed dalam memberikan respons cepat, serta mendesak The Fed untuk menurunkan tingkat suku bunganya. Para pemain pasar meyakini bahwa ini dapat mencemaskan otonomi Bank Sentral tersebut, seiring dengan kesalahan Trump dikarenakan The Fed hingga saat ini belum melakukan penurunan tingkat suku bungan acuan.

Saat itu, Bank Sentral Tiongkok (PBoC) diharapkan akan menjaga tingkat suku bunganya stabil selama enam bulan berturutan hingga April 2025. Tingkat suku bungan untuk kredit jangka pendek satu tahun tetap di posisi 3,1%, sementara angka tersebut untuk instrumen pembiayaan jangka panjang Lima Tahun masih berada di level 3,6%.

Pertamanya, IHSG dimulai dengan kenaikan tetapi kemudian jatuh hingga akhir dari sesi transaksi awal. Di dalam sesi selanjutnya, IHSG naik lagi dan berhasil tutup di wilayah positif ketika semua transaksi selesai.

Menurut Indeks Sektoral IDX-IC, terdapat empat sektor yang mengalami kenaikan dengan sektor teknologi memimpin dengan pertambahan 3,39 persen. Diikuti oleh sektor bahan mentah serta sektor manufaktur yang menunjukkan peningkatan berturut-turut senilai 1,42% dan 0,40%.

Tujuh sektor mengalami penurunan, dengan sektor barang konsumen primer berada di posisi tertinggi dengan pengurangan mencapai 0,95%. Sektor infrastruktur serta sektor energi juga turun secara berturut-turut sebesar 0,76% dan 0,73%.

Saham-saham dengan kinerja positif tertinggi adalah FITT, FORU, FMII, DILD, serta BABY. Di sisi lain, saham-saham yang mencatatkan penurunan signifikan ialah SMDM, ITMG, FORE, MEJA, dan NINE.

Frekuensi perdagangan saham mencatatkan total 987.803 transaksi dengan volume saham yang diperjualbelikan sebesar 14,76 miliar lembar saham bernilaiRp8,43 triliun. Di antara ini, 289 saham mengalami kenaikan, 295 saham turun, serta ada pula 220 saham yang stabil tanpa perubahan nilai.


Bursa saham di kawasan Asia pada sore hari ini menunjukkan pergerakan bervariasi, dengan indeks Nikkei merosot sebesar 450,36 poin atau turun 1,30% menjadi 34.279,92. Sementara itu, indeks Kuala Lumpur hanya berubah tipis dengan kenaikan 0,07 poin atau 0,00%, mencapai angka 1.499,47.

Indeks Shanghai juga terlihat positif, bertambah 14,70 poin atau meningkat 0,45% hingga level 3.291,43. Di sisi lain, indeks Straits Times mendapatkan momentum yang kuat dengan peningkatan signifikan yaitu 42,83 poin atau naik 1,15% sehingga posisinya saat ini ada di titik 3.763,16.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *