Anak menjadi korban
bullying
Menjadi mimpi buruk bagi setiap orang tua adalah hal yang umum. Mengolok-olok seringkali dilempar kepada anak-anak saat bermain gurauan.
Bermain-main tanpa bahaya akan menyenangkan apabila dilakukan secara membangkitkan tawa, dan keduanya di mata anak-anak hal tersebut sangat menggelitik. Akan tetapi, bila cemoohan mulai menusuk hati, merugikan, serta selalu muncul, ini artinya telah melampaui batasan menjadi intimidasi.
bullying
dan harus dihentikan.
Perundungan atau
bullying
Terjadi saat teman sebaya sengaja mengenakan tindakan fisik, lisan, atau mental yang merendahkan terhadap orang lain, di mana ada ketidaksetaraan kuat antara pihak pengganggu dan pihak yang diganggu.
Bullying
Bentuknya bisa berupa pukulan, dorongan, caci maki, ancaman, serta ejekan, bahkan mencapai tahap pemerasan uang dan barang. Sebagian anak melibatkan korban dalam penguntitan dengan cara menjauhinya dan mendistribusikan gosip negatif tentang mereka. Mereka juga dapat menggunankan platform media sosial ataupun pesan digital untuk merendahkan atau menyakitkan hati seseorang.
Menurut
UNICEF
,
bullying
Merupakan suatu pola perilaku, bukannya sekadar incident yang terpisah. Anak-anak yang melibatkan diri dalam penganiayaan cenderung memiliki status sosial atau kedudukan berkekuatan lebih tinggi, misalnya mereka yang lebih tua, lebih kuat, atau dilihat sebagai orang yang populer.
7 Metode Membantu Pemulihan Psikis Anak yang Jadi Korban Perundungan, Hal Ini Mendukung Kesegaran Jiwa
|
Anak-anak yang sangat mudah terkena resiko penindasan biasanya merupakan mereka yang berasal dari komunitas tertentu seperti anak-anak minoritas, anak-anak keluarga kurang mampu, anak-anak dengan orientasi seksual atau identitas gender tidak konvensional, anak-anak difabel, serta anak-anak imigran dan pencari suaka.
Sangat penting untuk menangani masalah perundungan dengan serius dan tidak hanya memandangnya sebelah mata atau menyatakannya sebagai hal yang mesti “dihadapi” oleh anak-anak. Mengutip
KidsHealth,
Dampaknya dapat sangat berat dan mengganggu perasaan aman serta kepercayaan diri mereka. Pada beberapa kasus ekstrem, penganiayaan ini bahkan sudah menimbulkan bencana, seperti tindakan bunuh diri, Bunda.
Anak-anak melakukan
bullying
Karena beragam sebab. Kadang-kadang mereka menjahati anak-anak lain karena butuh seseorang sebagai target; entitas tersebut mungkin terlihat kurang kuat baik secara psikologis maupun fisik, atau sekadar bersikap dan tampil beda pada satu titik tertentu, demi mendapatkan perasaan superioritas, popularitas, atau kontrol penuh atas situasi tersebut. Walau begitu, ada juga oknum-oknum seperti itu.
bullying
Lebih besar atau lebih kuat dari mangsanya, hal tersebut tidak selalu berlaku.
Terkadang anak-anak menganiaya orang lain karena itulah yang terjadi pada diri mereka sendiri. Perilaku tersebut bisa saja tampak wajar bagi mereka jika berasal dari keluarga atau lingkungan tempat semua orang cenderung mudah tersinggung dan keras mulut.
Indikasi-indikasi anak menjadi sasaran perundungan
Pantau situasi emosi sang buah hati, sebab ada anak-anak yang mungkin enggan menyuarakan ketidaknyamanan atau khawatirnya dengan lisan. Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan antara lain termasuk:
- Tanda-tanda fisik seperti memar yang tidak dapat dijelaskan, goresan, tulang patah, dan luka yang masih dalam proses penyembuhan
- Takut pergi ke sekolah atau mengikuti kegiatan sekolah
- Merasa khawatir, terganggu, atau ekstrem hati-hati
- Memiliki beberapa kawan yang jarang bertemu baik di lingkungan sekolah maupun diluarnya.
- Tiba-tiba merindukan kawan lalu menjauhi pergaulan masyarakat
- Baju, peralatan elektronik, atau benda berpihak lain menghilang atau rusak
- Sering meminta uang
- Kinerja akademis yang rendah
- Tidak hadir, atau menghubungi sekolah untuk minta dijemput.
- Bermaksud untuk menjaga kedekatan dengan orang dewasa
- Tidur tidak lelap serta berpotensi mengalami mimpi yang menyeramkan
- Complain tentang rasa sakit di kepala, nyeri perut, atau masalah kesehatan jasmani lainnya
- Sering kali merasa stres sesudah berlama-lama di depan perangkat digital atau memakai smartphone tanpa alasan yang jelas.
- Sangat menjaga privasi, khususnya mengenai kegiatan daring.
- Menunjukkan sifat agresif atau meledakkan kemarahan
Apakah orangtua harus ikut campur jika anak menjadi korban bully?
Dikutip dari
Today’s Parent,
Jika sungguh dibutuhkan, orang tua harus ikut serta dalam hal ini. Pada umumnya, akan lebih baik jika kita mendiskusikannya terlebih dahulu dengan si anak dan menyediakan mereka dengan peralatan yang bisa digunakan untuk mencoba mengatasinya sendiri. Apabila sang buah hati mampu menuntaskan persoalan secara mandiri, tentunya itu bisa memperkuat rasa percaya diri dan melatih kemampuan mereka dalam meramu solusi atas suatu masalah.
Sebelum memulai, penting juga untuk mencari tahu apakah penindasan benar-benar terjadi atau tidak.
“Semua anak terlibat dalam perkelahian, pertikaian, konflik, dan perkelahian, dan itu umumnya melibatkan hubungan dengan kekuatan yang cukup setara di antara teman-teman,” kata psikolog dan pakar penindasan Joel Haber, penulis
Lindungi Anak Anda dari Perundungan Seumur Hidup.
Pembulian berlangsung saat seorang atau beberapa remaja mendapatkan kepuasan dari melukai individu yang mereka anggap lebih rentan guna mengokohkan perasaan kuat diri mereka.
5 tindakan penting bagi bapak jika anak mengalami perlakuan bully
Peran seorang bapa sangat krusial ketika berada di situasi semacam itu. Berikut adalah lima tindakan yang harus ditunjukkan oleh bapa apabila anaknya sedang mengalami hal tersebut:
bullying
di institusi pendidikan, sebagaimana yang diambil dari
Mens’ Line.
1. Jadilah pendengar yang teliti
Diskusikan masalah tersebut. Sampaikan kepada anak-anak betapa pentingnya mengungkapkan perasaan dan pengalaman terkait bullying pada pihak yang tepat, bisa ke Ayah, seorang dewasa lain seperti gurunya atau anggota keluarga, bahkan mungkin juga pada orang-orang yang telah merekapercayai. Sebaik apapun sosok ayah, dia haruslah menjadi salah satu dari figur yang bisa diandalkan oleh si buah hati.
Apabila mereka memutuskan untuk mengungkapkan masalah itu kepada Bapak, dengarkanlah dengan sabar, berikan rasa aman serta dukungan. Berilah pujian pada anak atas langkah tepatnya dalam menyampaikannya dan jelaskan bahwa selalu ada siaga untuk mendengarnya. Sediakan sedikit waktunya sehari-hari guna mengetahui perkembangan hidup mereka, entah kabar baik atau kurang baik.
2. Pastikan anak-anak mengerti bahwa mereka tidak berada dalam keadaan sepi.
Yakinkan mereka bahwa mereka bukannya satu-satunya. Ada banyak individu yang sempat mengalamai pengbully-an pada suatu waktu namun tetap bisa meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Bantu mereka memahami motivasi di balik perundungan, sering kali untuk mendapatkan harga diri atau bimbingan yang buruk dalam kehidupan si perundung. Tekankan bahwa si perundunglah yang berperilaku buruk dan itu bukan kesalahan anak .
3. Ajarkan strategi menghindar
Beri tahu mereka bahwa Ayah akan mencari tahu apa yang harus dilakukan bersama-sama. Jika penindasan itu untuk uang atau harta benda, singkirkan umpannya dengan mengemas bekal makan siang mereka dan meninggalkan barang-barang yang diinginkan di rumah.
Ayah dapat menasihati anak agar menjauh dari situasi tersebut jika memungkinkan. Ini adalah respons paling aman yang menghindari masalah lebih lanjut. Nasihatkan mereka untuk menghindari tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat pelaku
bullying
dan gunakan ‘sistem pertemanan’ dengan seorang teman untuk meminimalkan waktu mereka sendirian dan rentan.
4. Ayah yang baik mengajarkan keterampilan sosial
Berlatihlah cara untuk bersikap tegas tanpa agresi dan untuk mengendalikan kemarahan atau ketakutan mereka. Strategi seperti bermain peran, menulis naskah, menghitung sampai 10, menuliskan perasaan mereka, menarik napas dalam-dalam, atau mempertahankan ‘wajah datar’ dapat mengurangi mentalitas korban yang menjadi sumber penindasan.
Orang tua laki-laki yang baik membentuk rasa percaya diri pada anak-anaknya. Mendorong waktu bermain dengan sahabat-sahabat yang memberikan dampak positif serta partisipasi aktif dalam hobi atau kesukaan mereka.
5. Bahaslah pertanyaan itu bersama salah satu guru atau staf sekolah (dengan seizin anak).
Apabila dibutuhkan, guru, kepala sekolah, atau Dewan Sekolah bisa diandalkan. Bila sekolah tak segera menangani masalah itu dan Anda yakin keadaannya parah, pikirkanlah untuk melaporkan hal ini kepada polis atau mencari solusi hukum lainnya. Pada kondisi yang sangat mendesak, bapak mungkin harus berpikir tentang pindahkan si kecil ke sekolah baru dengan persetujuan mereka.
Bersatu dengan dunia mereka. Terus pantau bulletin, website, serta ikut rapat berkala bersama pihak berwajib. Sapa dan kenali penduduk lokal yang sering ditemui sehari-hari untuk membangun hubungan baik.
Berikut sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh bapak apabila buah hati mengalami kekerasan.
bullying
di sekolah. Pertama, jadilah pendengar yang baik agar dapat mengetahui masalah anak di sekolah. Termasuk mengetahui ciri-ciri anak menjadi korban bullying di sekolah.
Pilihan Redaksi
|
Untuk Ibu yang ingin berbagi pengalaman tentang pendidikan anak dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan banyak hadiah, silakan bergabung dengan komunitas AsahKreasiSquad. Daftarkan diri Anda dengan mengklik di sini.
SINI
. Gratis!