Your cart is currently empty!
Dalam lingkungan dunia kerja yang semakin maju, tidak sedikit karyawan yang menyatakan mereka merasakan tekanan akibat pekerjaan atau disebut juga sebagai stres kerja.
burnout
. WHO menyebutkan bahwa
burnout
Ditandai dengan tiga faktor ini: pengurasan sumber daya energi, peningkatan emosi negatif terhadap pekerjaan, serta rendahnya produktivitas di lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan DHR Global tahun 2024 terhadap karyawan dari beberapa negara, diketahui bahwa sebanyak 82% pegawai golongan kerah putih telah mengalaminya.
burnout
Beberapa penyebab terbesarnya adalah jam kerja yang lama mencapai 58%, tekanan kerja berat sebanyak 35%, ditambah dengan tantangan dalam mengatur antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan hidup pribadi sebesar 34%.
Apabila dibiarkan berlarut-larut,
burnout
Bukan saja merusak pekerjaan, namun juga mendegradasi kondisi psikis dan jasmani. Jangan sampai terlambat, mari kita ketahui bersama bagaimana menangani stres di lingkungan kerja melalui tulisan ini.
Untuk mengelola stres atau
burnout
di tempat kerja,
American Psychological Association
menyarankan agar melaksanakan beberapa tindakan berikut:
Agar mengetahui faktor-faktor penyebab stres di kantor, coba buatlah diary atau tulis-catatan dalam rentang waktu sekitar 1 sampai 2 pekan. Catat ide-ide serta emosi Anda bersama dengan detail lainnya terkait ruang kerja.
Berdasarkan catatan tersebut, Anda dapat menentukan kondisi apa saja yang paling menyebabkan tekanan pada diri Anda. Sebagai contoh, saat ada orang yang membesarkannya tingkat volumenya, pekerjaan semakin banyak, dan lain-lain.
Journaling
Dapat juga membantu Anda mengenali polanya di antara penyebab stres dan respons yang muncul dalam diri Anda.
Banyak individu kadang-kadang menentang tekanan hidup menggunakan metode-metode yang kurang baik, misalnya makan secara berlebihan, minum-minuman keras, atau bahkan bersikap buruk kepada pihak lain. Padahal, pendekatan-pendekatan tersebut tak membantu dalam meredaikan ketegangan; malahan dapat membuat keadaan emosi semakin menjadi-jadi.
Lebih baik menghadapi stres dengan metode yang sehat, misalnya praktik yoga yang mencakup meditasi. Bila tidak menyukai yoga, Anda dapat memilih jenis olahraga lain dan lakukan secara rutin.
Sediakan juga waktumu untuk mengejar hobimu yang mengasyikkan, misalnya dengan membaca buku fiksi, hadir di acara musik live, atau melakukan aktivitas bermain.
game
Bersama dengan keluarga ataupun teman. Memiliki rutinitas tidur yang baik pun sangat diperlukan dalam mengelola tekanan di lingkungan pekerjaan.
Atur perbatasan antara tugas kerja dan kehidupan sehari-hari agar bisa menjaga keseimbangan mental. Hal ini bukan bermakna Anda dilarang membuka surel setelah jam sekolah, ataupun tak merespons panggilan ketika telah sampai di kediaman.
Pastikan saja bahwa pekerjaanmu tidak mengambil alih hidup personalmu. Dengan begitu, kau masih mempunyai waktu yang cukup bersama keluargamu serta sahabat-sahabat tanpa tekanan dari kesibukan kerjamu.
Siasati waktu luangmu dengan menggeluti berbagai aktivitas.
self-care,
Seperti ketika Anda berada di salon spa, menikmati tayangan kesukaan, atau mengambil waktu untuk berjalan-jalan. Menghabiskan waktu untuk relaksasi dan menyegarkan pikiran sangat diperlukan supaya Anda dapat kembali bekerja dengan semangat yang baru.
Mendapatkan
support
Dukungan dari sahabat dan keluarga bisa memperkuat kapabilitas individu dalam menangani tekanan. Apabila Anda mulai berpikir bahwa beban stres telah melampaui batas yang bisa ditangani, lebih baik berkonsultasi dengan ahli psikologi.
Seorang ahli dalam bidang kesehatan mental dapat membantu Anda menangani stres secara lebih tepat dan sesuai dengan keperluan Anda. Mereka pun bakal mendampingi Anda untuk merombak tingkah laku yang kurang baik bagi kesejahteraan diri.
Inilah 5 Tahap Kehabisan Energi di Tempat Kerja, Adakah yang Sama Dengan Pengalamanmu?
Leave a Reply