Your cart is currently empty!
AsahKreasi
– Kanker merupakan suatu penyakit non-menular yang dikenali dari keberadaan sel atau jaringan aneh ber karakter karsinogenik.
Sel kanker dapat tumbuh secara cepat dan tidak terkendali serta bisa menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderitanya.
Alasan terjadinya kanker cukup bervariasi dan bisa menimpa siapapun, baik itu karena unsur keturunan, pola hidup, hingga asupan makanan.
Karena alasan itulah, setiap orang perlu mewaspadai jenis-jenis makanan tertentu supaya potensi kanker dalam dirinya tidak meningkat.
Selanjutnya, makanan apakah yang dapat menyebabkan kanker?
Salah satu makanan yang bisa memicu atau meningkatkan risiko terkena kanker adalah makanan yang digoreng atau gorengan.
Dilansir dari
Healthline,
hal tersebut dapat terjadi karena makanan bertepung yang dimasak dengan suhu tinggi melahirkan senyawa bernama akrilamida.
Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi akrilamida adalah keripik kentang dan kentang goreng.
Keterkaitan akrilamida dengan kanker sempat diteliti dalam Jurnal
Frontiers in Nutrition
pada 2018.
Dalam penelitiannya, peneliti menemukan akrilamida yang diujicobakan pada tubuh tikus memiliki sifat karsinogenik, zat atau senyawa yang memicu kanker.
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan di Jurnal
Molecules
Pada tahun 2020 disebutkan bahwa acrylamide bisa menghancurkan DNA dan memicu apoptosis atau kerusakan pada sel-sel.
Beberapa produk olahan susu seperti yogurt, keju, dan susu dapat menambahkan risiko terkena kanker prostat.
Berdasar penelitian yang telah diterbitkan tersebut
National Library of Medicine
Pada tahun 2020, konsumsi produk susu olahan dapat menaikkan tingkat faktor pertumbuhan mirip insulin 1 (IGF-1), yang berhubungan dengan kanker prostat.
Peristiwa itu bisa timbul lantaran IGF 1 berperan dalam memacu pertumbuhan atau pembentukan sel kanker pada prostat.
Di luar penggorengan, hidangan yang diproses sampai terlalu kekal juga membahayakan kesehatan dan dapat mengundang risiko penyakit kanker.
Satu jenis makanan yang harus dihindari untuk memasaknya terlalu lama dikarenakan hubungannya dengan bahaya kanker ialah daging.
Mengolah daging pada temperatur tinggi dapat menghasilkan PAH dan amina heterosiklik (HCA) yang berpotensi kanker.
Bahan-bahan itu bisa menaikkan risiko kanker sebab dapat merubah struktur DNA pada sel-sel.
Sebaliknya, orang yang berupaya untuk mencegah kanker direkomendasikan untuk menggunakan metode pembakaran dalam proses memasak makanannya.
Santan dan makanan berkarbohidrat halus sering jadi favorit bagi sebagian besar orang akibat rasa manisnya yang memikat serta teksturnya yang lezat.
Namun, tipe makanan itu lebih baik untuk dijauhi karena bisa menambah risiko terkena kanker.
Berikut beberapa jenis makanan berkarbohidrat halus serta mengandung banyak gula buatan yang terkait dengan risiko kanker seperti sereal, pasta, hidangan manis, dan roti.
Makanan mengandung gula dan karbohidrat olahan awalnya membuat seseorang terkena diabetes tipe 2 dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Kedua situasi itu dapat menyebabkan inflamasi dan stres oksidatif yang berpotensi menaikkan peluang terkena beberapa jenis kanker.
Pada kasus ini, diabetes jenis 2 berhubungan secara langsung dengan peningkatan risiko kanker ovarium, payudara, dan rahim.
Gula serta karbohidrat berlebihan bisa mengakibatkan peningkatan gula darah yang signifikan, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.
Daging hasil pengolahan merujuk pada tipe daging apa pun yang disimpan melalui proses asapan, pengerakan, atau pengepresan dalam kalengan.
Mayoritas variasi daging yang dipreservasi untuk dimakan merupakan daging merah, misalnya sosis, hot dog, kornet, serta ham.
Walaupun daging merah dapat dibeli di berbagai lokasi, sebaiknya mengonsumsi jenis makanan tersebut dikurangi apabila Anda tak mau meningkatkan risiko terserang kanker.
Ternyata, cara pembuatan daging olahan dapat menyebabkan terbentuknya senyawa karsinogenik.
Misalnya saja, daging yang diasinkan menggunakan nitrit dapat menghasilkan zat karsinogenik bernama senyawa N-nitroso.
Daging yang dikukus juga menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang bersifat karsinogenik.
Pemakanan daging yang diproses terkait dengan berbagai macam kanker seperti kanker lambung, kanker usus besar dan dubur, serta kanker payudara.
Leave a Reply