Your cart is currently empty!
AsahKreasi
– Apakah Anda tahu bahwa sejumlah jenis makanan dan minuman justru dapat mempengaruhi pertumbuhan sel kanker?
Sesuai dengan yang kita pahami, kanker merupakan suatu penyakit rumit yang terdiri dari berbagai macam tipe serta memiliki sejumlah faktor pencetus yang tidak sama.
Hingga saat ini, penyebab dari penyakit kanker masih belum benar-benar dipahami secara lengkap.
Walaupun demikian, sejumlah faktor terkait pertumbuhan kanker telah diidentifikasi.
Faktor-faktor internal yang memengaruhi adalah komposisi genetik serta sejarah keluarga.
Di sisi lain, elemen luar seperti pola hidup pun turut berpengaruh.
Studi mengungkapkan bahwa sekitar 80 sampai 90 persen kanker berkaitan dengan elemen luar.
Salah satu aspek lifestyle yang penting untuk diperhatikan adalah kebiasaan berdiet.
Ini terjadi karena penelitian mengungkapkan bahwa sejumlah makanan berhubungan dengan tingkat risiko kanker yang berbeda-beda untuk tipe-tipe tertentu.
Berikut ini adalah jenis makanan dan minuman yang bisa menambah resiko terkena kanker:
Makanan serta minuman tertentu berhubungan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker; mereka bisa memperbesar kemungkinan terserang diabetes tipe 2, kelebihan berat badan, atau memiliki zat penyebab kanker.
Zat karsinogen merupakan senyawa berisiko tinggi untuk mengakibatkan kanker; namun, dampaknya juga ditentukan oleh komponen genetik individu serta lama paparan terhadap bahan tersebut.
Dilansir dari
Healthline
(24/6/2024), di bawah ini terdapat daftar makanan dan minuman yang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker.
Makanan yang sudah sangat masak, terlebih di bagian dagingnya, bisa menciptakan zat karsinogenik yang memperbesar kemungkinan timbulnya kanker karena merombak struktur DNA dalam sel-sel tubuh.
Agar menekan risiko senyawa karsinogenik, disaran kanuntuk merebus makanan serta memasaknya dengan api yang rendah.
Sebagai contoh adalah minuman manis, makaroni putih, roti tawar, nasi putih, serta sereal yang mengandung gula.
Mengonsumsi makanan ini dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas.
Penelitian pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa diabetes tipe 2 dapat meningkatkan peluang terkena kanker ovarium, payudara, serta rahim.
Studi pada tahun 2017 menunjukkan bahwa asupan gula serta makanan berkarbohidrat olahan terbanyak dapat memicu peningkatan level glukosa dalam darah dan menjadi salah satu penyumbang utama risiko kanker usus besar.
Direkomendasikan untuk memakan roti dari gandum utuh, pasta berbahan dasar gandum utuh, nasi merah, serta produk olahan dari gandum sebagai alternatifnya.
Daging olahan mencakup berbagai tipe daging yang telah dipreservasi melalui proses asap, garam, atau pengentalan dalam kalengan.
Beberapa tipe daging yang diproses meliputi sosis, ham, kornet, dendeng, serta salami.
Teknik pengolahan daging tersebut berpotensi menciptakan senyawa karsinogenik.
Penelitian di tahun 2018 menunjukkan bahwa proses pengawetan daging menggunakan nitrit bisa menciptakan zat karsinogenik bernama senyawa N-nitroso.
Di samping itu, memanggang daging juga bisa menciptakan PAH atau hidrokarbon aromatik polisiklik yang bersifat karsinogenik.
Berdasarkan penelitian pada tahun 2019, makanan bertipe daging olahan menjadi penyebab utama dari kanker kolorektal (jenis tumor yang berkembang dalam colon atau bagian besar dari usus).
Studi pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa daging yang diproses berhubungan dengan peningkatan risiko kanker perut.
Penelitian pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa asupan daging olahan dalam jumlah besar berhubungan dengan penambahan peluang terkena kanker payudara.
Makanan yang diproses dengan temperatur tinggi dan mengandung tepung akan menciptakan zat bernama akrilamida.
Komponen ini tercipta saat hidangan diolah melalui proses menggoreng, memanggang, serta membakar.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 terhadap tikus menyimpulkan bahwa akrilamida memiliki sifat karsinogenik.
Organisasi Internasional untuk Penelitian tentang Kanker (IARC) menyebutkan bahwa “itu mungkin bersifat karsinogenik pada manusia.”
Mengonsumsi banyak gorengan seperi kentang goreng juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.
Keadaan ini bisa memperburuk stres oksidatif dan inflamasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan peluang terkena kanker.
Setelah minum alkohol, hati akan memecahnya menjadi asetaldehid, yang merupakan salah satu zat karsinogenik.
Penelitian pada tahun 2017 menyebutkan bahwa asetaldehida dapat memperburuk kerusakan DNA serta tingkat stres oksidatif yang bisa merusak fungsionalitas sistem imun dalam tubuh.
Hal tersebut membuat tubuh kesulitan mengenali dan menyerang sel prakanker serta sel kanker.
Di samping itu, penelitian pada tahun 2015 menyebutkan bahwa konsumsi alkohol bisa menaikkan tingkat hormon estrogen dalam tubuh wanita.
Ini terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara yang mengandalkan reseptor estrogen.
Leave a Reply