Skip to content

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Kerusakan Tak Terduga pada Kesehatan Mental Anda



Habit-habbit kecil yang tidak disadar dapat secara bertahap menghancurkan kesejahteraan mental Anda, Ketahui apa sajakah itu dan rubah sebelum terlambat.


AsahKreasi

Dalam rutinitas sehari-hari, tanpa kita sadari, kerap kali terjadi perilaku yang dapat memiliki dampak negatif bagi kondisi fisik dan mental.

Beberapa perilaku ini mungkin tampak remeh, namun bila diteruskan dapat menyebabkan masalah besar. Mari kita pahami serta hindari kebiasaan-kebiasaan di bawah ini!


1. Mengonsumsi Makan dalam Jumlah Berlebih tanpa Pengendalian

Kebosongan, tekanan, serta pola makannya yang tak teratur kerap kali menyulut orang untuk mengonsumsi lebih dari batas normal. Meski sesekali merayakannya dengan sajian berlimpah bukanlah hal buruk, namun apabila kondisi tersebut menjelma jadi rutinitas maka dapat membuka peluang bagi beberapa gangguan kesejahteraan tubuh.

Dimulai lah dengan sikap sadar saat makan. Amati motif di balik keinginanmu untuk makan; apakah memang disebabkan oleh rasa lapar atau justru sebagai cara meredam perasaan? Juga pastikan bahwa kamu menjalani diet teratur yang mencakup berbagai jenis gizi supaya badan selalu fit serta energik.


2. Kurangnya Interaksi Sosial

Sebagai mahluk yang hidup berkelompok, manusia memerlukan ikatan serta pertemuan dengan individu lain demi kelangsungan dan perkembangan mereka. Kekurangan dalam bersosialisasi bisa menaikkan potensi tekanan dan penyakit psikis.

Penelitian pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa individu dengan jaringan sosial kurang kuat berisiko meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang rajin bergaul secara sosial.

Oleh karena itu, jangan sungkan untuk meninggalkan rumah, berpartisipasi dalam komunitas, atau terlibat dalam aktivitas sosial semacam menjadi sukarelawan.

AA1zvxw7 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Kerusakan Tak Terduga pada Kesehatan Mental Anda


3. Terlalu Banyak Waktu Dihabiskan di Hadapan Layar

Pada zaman serba digital ini, nyaris seluruh kegiatan mencakup penggunaan layar seperti halnya telepon genggam, notebook, atau TV.

Akan tetapi, jika Anda memandang layar terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan pada mata, pusing, bahkan masalah tidur karena dampak dari radiasi cahaya biru yang mencegah pelepasan hormon melatonin.

Ahli merekomendasikan bahwa orang dewasa harus membatasi penggunaan layar di luar pekerjaan menjadi tidak lebih dari dua jam sehari. Sebaiknya alihkan fokus Anda pada olahraga, membaca, atau berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.


4. Terlalu Banyak Bekerja

Apabila Anda yakin bahwa bekerja lebih lama akan meningkatkan efisiensi, mungkin perlu dipertimbangkan kembali nih! Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford, ternyata ketika seseorang sudah melebihi 50 jam pekerjaan dalam satu minggu, tingkat produktivitas malah merosot drastis.

Sebenarnya, orang yang berlaku 70 jam masih mendapatkan hasil kerja sebanding dengan mereka yang cuma bekerja selama 55 jam.

Tidak hanya itu saja, tekanan kerja ekstra bisa menaikkan kadar kortisol yang membahayakan dan mengakibtkan serangan jantung ataupun strok.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh WHO dan ILO, menghabiskan waktu kerja melebihi 55 jam dalam satu minggu dapat menyebabkan peningkatan risiko stroke sebesar 35% serta risiko kematian karena gangguan pada jantung naik menjadi 17%.

Oleh karena itu, sangat vital untuk menyeimbangkan antara tuntutan kerja dengan waktu relaksasi demi menjaga kebugaran dan efisiensi.


5. Menjaga Hubungan yang Tidak Baik

Banyak individu tertangkap dalam ikatan berbahaya ini bukannya tanpa pengetahuan, melainkan disebabkan oleh ketakutan. Ketakutan menghadapi keterasingan, merendahkan rasa percaya diri, atau telah menumpuknya komitmen emosional dapat mencegah seseorang dari keputusan untuk meninggalkan hubungan tersebut.

Dalam ilmu psikologi, fenomena tersebut dikenal sebagai sunk cost fallacy di mana individu menghadapi kesulitan untuk melepas suatu hal akibat perasaan telah memberikan banyak pengorbanan sebelumnya.

Akan tetapi, mempertahankan sebuah hubungan yang tidak baik bisa semakin menambah rasa cemas dan stres serta mengurangi nilai diri seseorang.

Apabila hubungan tersebut memberikan lebih banyak rasa sakit dibandingkan kegembiraan, bisa jadi ini waktunya untuk berpisah demi menjaga kesejahteraan psikologis Anda.

(TribunSytle.com/Aris/yourtango.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *