Skip to content

10 Kebiasaan Keuangan yang Menghalangi Kesuksesan Versi Warren Buffett untuk Kelas Menengah di Indonesia


AsahKreasi

– Sang investor terkenal, Warren Buffett, mengembangkan kerajaan bisnisnya lewat pertumbuhan investasi yang cerdas dan dengan menganut prinsip hidup sederhana untuk fondasi kekayaannya di kemudian hari.

Walaupun telah memiliki harta berlimpah, kecerdasan dalam bidang keuangan Warren Buffet juga banyak bermanfaat untuk kalangan menengah. Ia kerap menyediakan pemahaman mengenai bagaimana merancangkan pembentukan kekayaan serta mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang lazim dilakukan orang lain.

Berdasarkan pendapat Buffett, ada sepuluh kebiasaan finansial kelas menengah yang mencegah mereka meningkatkan status ekonominya.

Apa sajakah itu dan bagaimana caranya untuk menyelesaikannya?

Perhatikan 10 kebiasaan finansial yang dialami kalangan menengah namun dapat menghalangi kesempatan untuk meraih ketajiran berdasarkan pandangan Warren Buffett sebagaimana dikutip dari sumber tersebut.

New Trader U

:


1. Tidak memprioritaskan menabung

“Jangan menyisihkan uang setelah mengeluarkan semua biaya, melainkan keluarkanlah dari apa yang tersisa setelah menabung,” katanya seperti dikutip Buffett.

Konsep ini mengutamakan kesadaran akan kebutuhan menyisihkan uang untuk tabungan. Kelompok masyarakat berpenghasilan sedang cenderung merasa pendapatan mereka kurang mencukupi untuk menabung, namun jika mindset tersebut diubah, biasanya mereka dapat mendeteksi kemampuan menabung yang melebihi ekspektasi awal.

Agar bisa merombak kebiasaan tersebut, cukup awali dengan membuat penyimpanan uang menjadi otomatis. Pasang sistem transfer rutin secara otomatis ke akun tabungan Anda sesaat setelah mendapat penghasilan.

Metode “membayar diri kita lebih dulu” ini menjamin bahwa kondisi keuangan di masa mendatang tetap stabil sebelum pendanaan dipindahkan untuk keperluan lainnya.


2. Menumpuk utang konsumtif

Buffett cenderung menjauhi hutang yang tak diperlukan, terlebih lagi hutang dari kartu kredit dengan suku bunga tinggi.

Pernah suatu hari dia berkata telah memegang kartu American Express sejak tahun 1964, namun hampir selalu menggunakan uang tunai dalam 98% transaksinya.

Keberatan Buffett terhadap hutang mencerminkan kepentingan menjauhi perangkap finansial yang umum dijumpai kalangan menengah.

Agar bisa menyelesaikan kebiasaan tersebut, mulailah dengan melunasinya secara berurutan dari hutang dengan suku bunga tertinggi. Susunlah sebuah anggaran yang membuatmu mampu bertahan dalam batas kemampuan finansialmu sendiri sertahindari penggunaan kartu kredit untuk transaksi yang tak akan kamu bayarkan sepenuhnya di akhir bulan itu juga.


3. Tidak berinvestasi

Salah satu pilar pokok dari pendekatan Buffett adalah daya tarik investasi dalam jangka waktu lama. Dia mengutamakan nilai dari memulai proses ini sedari awal dan melakukannya dengan rutin. Buffett menggunakan contoh reksa dana indeks biaya rendah yang terhubung dengan indeks S&P 500 sebagai ilustrasinya.

Menurut dia, banyak kelas menengah melewatkan peluang membangun kekayaan di pasar saham karena takut atau kurangnya pengetahuan.

Agar bisa mengubah kebiasaan tersebut, pahami dahulu prinsip-prinsip berinvestasi dan pikirkan untuk memulainya dengan nominal kecil pada jenis reksa dana indeks yang sudah tersebar luas.

Saran Buffett tentang membelanjakan uang pada bidang yang telah Anda mengerti bisa mendukung pengambilan keputusan yang lebih bijaksana serta menaikkan tingkat keyakinan terhadap taktik investasi Anda.


4. Mengabaikan pendidikan diri

“Yang terpenting adalah Anda harus jadi spesialis di satu bidang,” ungkap Buffett pada acara annual meeting Berkshire Hathaway.

Dia percaya bahwa aset terbesar adalah berinvestasi dalam dirinya sendiri serta mengasah kemampuannya. Kelompok banyak orang dari kalangan menengah belum sepenuhnya memahami kebutuhan akan pendidikan seumur hidup dan peningkatan ketrampilan.

Agar dapat menyelesaikan kebiasaan tersebut, alokasikan sebagian waktumu dan sumberdayamu untuk memperluas ilmu pengetahuan dan kemampuanmu. Hal itu mungkin melibatkan pembacaan tentang manajemen uang, mengambil kelas dalam area spesifik kamu, atau pun belajar ketrampilan tambahan yang akan naikkan kesempatan pendapatan mu.


5. Menjurus pada arus investasi tanpa pengetahuan yang cukup

Buffett menegaskan agar jangan terperdaya oleh arus pasar atau janji kekayaan instan. Kuncinya adalah mempelajari dengan baik tentang investasi sebelum menyisihkan dananya.

“Berinvestasilah pada hal yang Anda mengerti dan perluas lingkup keahlian Anda bila memungkinkan,” kata Oracle of Omaha tersebut.

Banyak pemodal ritel sedang terperosok ke dalam gaya investasi ikut-ikutan tanpa cukup pengetahuan mendalam. Agar tidak tersesat, teliti secara detail sebelum Anda melompat ke pasar.

Pertahankan investasi yang Anda mengerti dan dapat jelaskan kepada orang lain. Bila suatu kesempatan tampaknya sangat baik sehingga sulit dipercaya, biasanya memang begitu adanya.


6. Sudah terlalu banyak kewajiban finansial

Beban keuangan yang terlalu besar bisa menimbulkan stres secara finansial dan mencegah usaha untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi.

“Bila Anda membeli sesuatu yang tak diperlukan, maka cepat-cepatlah jual barang yang penting,” demikian ujar salah satu orang terkaya di planet ini.

Gaya hidup hemat milik Buffett, walaupun ia memiliki harta berlimpah, mencerminkan betapa pentingnya untuk hidup sesuai dengan kemampuan diri sendiri serta mengelakkan beban keuangan yang tak diperlukan.

Agar dapat mengatasinya, pertimbangkan kembali janji-janji finansialmu dan temui jalan menuju penyederhanaan ekonomi hidupmu. Hal tersebut mungkin melibatkan penyesuaian ukuran huniamu, membatasi langganan tidak penting, ataupun mencari pilihan-pilihan lain yang lebih murah untuk pengeluaran sehari-hari.


7. Cuma concentrate di laba sing cepet dateng

Filosofi Warren Buffet tentang berinvestasi mengutamakan pendekatan jangka panjang dibandingkan dengan pencarian untung instan. Dia menyebutkan bahwa pasar saham bertindak sebagai mekanisme untuk memindahkan dana dari orang-orang yang kurang sabar kepada mereka yang bersabar.

Investor pemula banyak terjebak dalam mencari profit instan, hal ini umumnya merugikan pertumbuhan jangka panjang yang lebih stabil dan sustainable.

Agar dapat menerapkan sudut pandang jangka panjang, buatlah portofolio yang beragam dengan memilihaset berkualitas tinggi yang direncanakan untuk dipertahankan selama beberapa dekade atau lebih.

Jauhi respons yang berlebihan terhadap variasi pasar dalam waktu singkat dan konsentrasilah pada masa depan jangka panjang dari investasi Anda.


8. Terlalu sering

trading

Sehubungan dengan poin yang telah disebutkan sebelumnya, Buffett merekomendasikan pendekatan membeli dan menahannya dibandingkan dengan terlalu sering melakukan perdagangan.

trading

saham.

Sering kali dia mengibaratkan berinvestasi di pasar saham seperti memiliki sebuah peternakan atau bisnis, sambil menegaskan pentingnya bersabar dan melakukan komitmen untuk jangka waktu yang lama.

Untuk menghindari kebiasaan

over-trading

, gunakan strategi investasi yang lebih tenang. Sesudah menanam modal pada produk bermutu tinggi, izinkan waktu meraih hasil bagi Anda.

Transaksi berlebihan tanpa adanya keuntungan akan menghasilkan beban biaya tambahan serta membuat keputusan investasi tidak optimal karena dipengaruhi oleh variasi pasaran dalam waktu singkat.


9. Ketergantungan berlebihan terhadap utang

Walau sebagian hutang dapat memberi manfaat, misalnya hipotek dalam pembelian tempat tinggal, Buffett mengingatkan tentang bahaya pinjam berlebihan, khususnya untuk tujuan investasi.

Dia meyakini bahwa

leverage

Dapat mengakibatkan peningkatan baik untung maupun rugi, yang mungkin bisa membawa kepada keterpurukan secara finansial. Buffett pernah berkata, “Saya telah melihat lebih banyak orang gagal karena alkohol dan

leverage



leverage

adalah uang pinjaman.”

Agar dapat menanganinya, waspadai penggunaan utang sebagai alat investasi. Bila Anda memakainya,

leverage

, pastikan bahwa Anda benar-benar memahami seluruh aspek risiko serta telah merencanakan dengan baik bagaimana cara mengatasi potensi kehilangan tersebut.


10. Membuat terlalu banyak keputusan finansial

Ketika seseorang merasa lelah saat mengambil keputusan, bisa jadi akan memilih opsi yang tidak baik, terutamanya ketika berurusan dengan masalah finansial. Cara Buffet menangani investasinya dikenal karena kemudahannya serta siklusnya tetap sama, sehingga menghilangkan perlu adanya pengambilan keputusan secara konstan.

Pernah dia berkata, “Bedanya antara orang berhasil dengan mereka yang betul-betul berhasil ialah bahwa mereka yang benar-benar berhasil itu menolak kebanyakan tawaran.”

Pertimbangkan otomatisasi dalam menabung dan berinvestasi untuk mempermudah manajemen keuangan pribadi. Susun serta ikuti petunjuk perencanaan ekonomi yang rinci sehingga tak perlu lagi membuat terlalu banyak keputusan keuangan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *